22 november 2012
sangaaaat lama semenjak terakhir saya update blog ini. kesibukan beberapa bulan terakhir memang tidak bisa memberikan ruang segar sebentar untuk saya menulis. saya terlalu sibuk untuk urusan ini-itu, ke sini-situ, untuk si ini-itu. yahh..nikmati saja prosesnya, batin saya dalam hati.
anyway, ada beberapa hal yang saya ingin tuangkan dan share di blog saya ini. kurang yakin untuk mulai dari mana. saya hanya menuliskan apa yang sedang diperintahkan lobus frontal saya.
akhir tahun 2012, hati dan pikiran saya sedang diuji berat beratnya. hampir saja saya losing grip seandainya saya tidak mempunyai orangtua dan keluarga yang selalu mendukung saya di tiap inchi langkah yang saya ambil, di tiap musibah yang menimpa saya, dan di tiap tujuan yang saya perjuangkan.
mengakhiri perjalanan koas saya, selama kurang lebih hampir dua tahun lamanya, di stase Radiologi. so much fun here! setiap hari membaca Rontgen dan CT Scan pasien-pasien RSMH. saya begitu tertarik dan geli sendiri mendapati diri saya agak sukar membaca hasil foto x-ray. dan pastinya, saya sering didera mata lelah karena terlalu lama menatap ke lampu Ro yang terangnya bikin mata sipit, heheee. selain itu, saya dan teman-teman juga tengah sibuk mempersiapkan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia, yang mana akan kami ikuti dua minggu setelah yudisium alias diumumkan lulus sebagai dokter. saya dan teman-teman pun semakin semangat untuk membahas soal-soal ujian yang didapat dari berbagai universitas di Indonesia.
stase Radiologi berakhir. yudisium di depan mata. and here i am, tengah duduk manis di dalam satu ruangan aula dengan ratusan calon dokter di dalam yang sedang harap-harap cemas apakah mereka akan terus melaju atau justru tertahan sementara waktu di fakultas ini. ehm..atau dalam bahasa frontalnya "tidak lulus". saya cemas. jelas karena saya tidak tahu apakah nilai saya mencukupi untuk lulus menjadi dokter akhir tahun ini dan mengikuti ujian kompetensi. saya ragu. benar-benar ragu akan lulus dengan mulus. saya merasa ada sedikit perasaan tidak enak mengenai nilai stase jiwa saya. yea, i didn't have a good time there. saya tidak berani banyak berharap, namun wajah orangtua saya terus muncul dan melintas di pikiran saya. saya takut akan mengecewakan orangtua apabila nanti saya tidak mampu lulus semua stase tanpa ada yang mengulang.
time is up. pembantu dekan sudah selesai memberikan kata sambutan pada acara tersebut, itu artinya dalam beberapa menit ke depan akan disebutkan satu per satu nama dokter muda dan diumumkan apakah dia lulus atau mengulang stase yang dianggap kurang memenuhi standar.
telapak tangan saya basah. saya cemas luar biasa. saya berharap sekali akan lulus tanpa mengulang stase. mengapa? karena masa koas adalah masa paling indah untuk dikenang bukan untuk diulang. ya ya, semua mahasiswa kedokteran pasti setuju 4 jempol dengan pernyataan saya barusan, hehee. saya berusaha tampak tenang dan santai menunggu nama saya dipanggil. and then the story goes..
"Hediaty Syafiera.." pembantu dekan membenarkan posisi kacamatanya.
saya berdiri dari kursi. tangan saya masih saling menggenggam. masih basah. jantung saya menghentak lebih kencang. ya Allah..lulus ya Allah..apapun yang terjadi hari ini, ini lah yang terbaik dariMu, saya membatin dalam hati.
.."belum lulus.."
JLEB!! saya tersentak. kaget luar biasa. teman-teman saya menoleh sama kagetnya ke arah saya. tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut saya, juga teman-teman saya. saya masih bisa mendengar gaungan kata "belum lulus" hingga beberapa detik kemudian. saya ingin menoleh ke sebelah kiri saya, teman saya menghibur dengan mengucapkan kata "sabar..sabar.." yeah..menghibur orang itu hal yang gampang dilakukan, namun berada di posisi saya sekarang adalah bagian yang sulit.
saya tidak konsentrasi lagi hingga acara selesai. euforia teman-teman sejawat yang tidak mengulang stase begitu riuh. saya hanya bisa tersenyum getir dengan muka sedikit pucat. saya sedih, saya malu, saya benci, saya kesal, semua campur aduk dalam benak saya. dan mata saya mulai berkaca-kaca tanpa diminta.
saya melihat sekeliling. saya menyadari satu hal. ini lah momen dimana tawa bahagia dan tangis duka terjadi dalam satu waktu, satu tempat, dan oleh satu kausa yang sama. saya mengambil posisi duduk di pojokan. diam. mengeluarkan ponsel dan segera memberitahu orangtua saya tentang hasil yang saya dapat hari ini. well, i know exactly it does hurt. saya benar-benar sedih.
di seberang sana suara ibu saya tidak terdengar sedih sedikit pun. beliau malah membesarkan hati saya untuk tidak berputus asa dan tetap bersabar dalam keadaan apapun. di detik ini, saya hampir menangis. hampir, saya masih bisa menahan emosi saya.
me with Ayu, beberapa hari sebelum kelulusan |
saya menghampiri Ayu, teman sejawat sekaligus teman dekat saya. dia seorang chinese yang sangat pintar. saya mengucapkan selamat ke Ayu sebab dia berhasil lulus. detik kemudian Ayu memeluk saya dan mengatakan "it's ok if you wanna cry, Duncan" (nama panggilan saya). then i cried like a kid lost her teddy bear. saya benar-benar menangis sampai sesengukan. saya tidak peduli suara serak tangis saya membuat orang-orang di sekitar kami menoleh. whatever they think lah ya, saya juga tidak peduli. kami berdua berpelukan sambil menangis hingga kurang lebih 5 menit. no words, just tears. at all.
saya mengulang stase jiwa, sesuai dengan feeling saya beberapa hari terakhir sebelum hari pengumuman tiba. saya akhirnya mengerti bagaimana rasanya "when you're up, your friends know who you are. but when you're down, you know who exactly your friends are" saya pulang ke rumah dengan mata sembap dan muka kusut. ibu saya mengajak saya ngobrol di dalam kamar. saya menangis sejadi-jadinya, membenamkan kepala dalam bantal. ibu saya tentu sedih, namun beliau justru memompa semangat saya dan memberikan keyakinan bahwa semua hal sudahada yang mengatur. bukan bermaksud untuk pasrah dalam menjalani hidup, namun apabila kita sudah berusaha dan hasilnya tetap tidak sesuai dengan doa kita, maka there'll be another big-sweet-surprise for me next time. jangan pernah protes dengan keputusan Tuhan, becoz God never sleeps. He'll give you what you need, not what you want.
saya tambah menangis melihat cara ibu saya mati-matian membangkitkan semangat anaknya yang sudah hampir hopeless ini. but finally it worked. sedikit-sedikit saya mulai bisa menerima kegagalan saya yang pahit ini. saya sedikit-sedikit bisa belajar bagaimana memanage emosi dan menyelaraskannya dengan logika dan keyakinan bahwa jalan yang akan saya tempuh tidak lah berakhir di sini. masih banyak tantangan di depan yang harus saya taklukkan di masa yang akan datang.
thank you mommy. you're always be my shining star :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar