Kamis, 24 Februari 2011

does size matter? yes, it does!

okey..fenomena yang sedang merebak di beberapa teman satu angkatan saya adalah --> berburu pasangan menjelang koas. pertanyaan --> apakah saya juga turut dalam barisan? jawabannya bisa ya bisa juga tidak. tergantung sudut pandang.

namun, bukan karena alasan saya "kejar setoran" untuk memiliki pasangan ketika lulus kuliah (menjelang koas, red) lantas membuat saya buru-buru mencari pasangan. bukan. melainkan lebih kepada saya merindukan merasakan rasanya jatuh cinta (ada di posting sebelumnya). saya merindukan sensasi-sensasi yang dialami ketika jatuh didalamnya.

and the show must go on. akhir-akhir ini saya memang sedang dekat dengan seseorang. yaaah bukan orang baru sih di kehidupan saya. kami berteman sejak beberapa tahun yang lalu.

sebut saja Doni. secara umum Doni baik dan menyenangkan. hmm.. saya juga kurang ingat tepatnya sejak kapan dia sering mengirim pesan singkat ke ponsel saya. dan parahnya lagi hampir tiap hari Doni menyapa saya via sms di pagi hari hingga menjelang tidur malam. laki-laki satu ini juga terbilang sangat eksis di halaman jejaring sosial saya sampai-sampai pernah dengan sangat suksesnya membuat pacar saya pada saat itu jealous to the max, walaupun tanpa Doni ketahui bahwa saya sedang mempunyai seorang pacar. dan kemudian saya dan pacar saya waktu itu bertengkar hebat.

beberapa waktu terakhir saya dan Doni semakin ingin mengenal satu sama lain. layaknya laki-laki pada umumnya yang sedang melakukan pendekatan kepada seorang perempuan, Doni tak canggung-canggung mengajak saya keluar. dan saya pun menyetujuinya.

semuanya berjalan lancar dan menyenangkan. dan perlahan-lahan saya sedikit demi sedikit mengingat kembali bagaimana rasanya jatuh cinta. mood saya stabil. saya menjadi murah senyum. dan saya mulai mengalami sensasi-sensasi aneh ketika ringtone ponsel berbunyi, ketika bercermin, apalagi ketika mengetik sebuah pesan singkat yang ditujukan untuknya. honestly, i was so happy :)

but one single twist changed everything! betapapun kuatnya seorang perempuan, dia tetaplah seorang perempuan. yang halus perasaannya dan ingin selalu merasa nyaman berada di sisi seseorang yang dia anggap spesial. hari itu, saya dan Doni keluar lagi. tidak ada yang aneh kecuali pada saat malam harinya.

saya memutuskan untuk tidur lebih cepat dari biasanya dan mengurangi kebiasaan online malam saya perlahan-lahan. sesaat sebelum tidur, Doni meng-sms saya. isinya seperti biasa, bertanya apa yang sedang saya lakukan pada saat itu. saya membalas pesannya. dan beberapa menit kemudian ponsel saya berbunyi lagi, tanda ada balasan pesan darinya. di pesan ini, Doni menanyakan apakah dia boleh jujur dalam mengatakan sesuatu. tentu saja saya jawab iya!

keadaan berbalik 180 derajat ketika saya membaca balasan pesan dari Doni selanjutnya. silahkan artikan sendiri ya ke dalam bahasa Palembang.


"you looked fatter in skirt you wore"


satu detik..

dua detik..

tiga detik..

...

sepuluh detik..
ya, selama sepuluh detik saya terpaku pada layar ponsel. setengah percaya setengah tidak.

dan ketika kesadaran saya kembali ke posisinya semula, saya menyadari sesuatu hal bahwa Doni tidaklah sepenuhnya menginginkan saya apa adanya.

well, dengan penuh maaf saya (melalui blog ini) mengatakan bahwa saya bukanlah seseorang yang bisa dan mau tampil menarik pada setiap detik. saya bukanlah seseorang yang ingin disukai hanya karena saya "gak malu-maluin pas diajak jalan". dan saya tidaklah sempurna. i am so sorry.

saya membalas pesannya..
"yes, i am fat. i am."


dan sejujurnya saya sedang malas untuk berdebat. satu kalimat jujur dari Doni merubah segalanya. se ga la nya.

di saat saya hampir merasakan jatuh cinta, saya kecewa.

well, actually i'm not gonna get into a relationship with a fashion police! saya bakal sangat ribet bila saya harus memperhatikan setiap detil yang saya pakai. baju, rok, sepan, kemeja, tas, sepatu, sendal jepit, jam tangan, cincin, dan segalanya. dan saya bisa memastikan saya tidak akan merasa nyaman. padahal tujuan kita mencari pasangan adalah untuk berbagi pikiran kan?




jujur, saya tidak menyimpan dendam atau apalah kepada Doni. namun, andai Doni membaca ini, saya hanya berpesan bahwa what you want never comes to you. but what's good for you is never been seen by you. so grow up. see the world wisely. it's so easy to see somebody's ugly side, but it's a big honour if we keep the mouth shut up.

begitulah manusia. lebih spesifiknya, begitulah bocah. masih benar-benar sempit dalam memandang sesuatu.


so, does size matter? yes, it does.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. ^^" nyantai aja mas... nih ada artikel saya yang berhubungan ini dan ini...
    biar ketawa bacayang ini...

    BalasHapus