Jumat, 25 Maret 2011

she was normal - IKJ #2

dia hanya tak bisa menerima kenyataan bahwa kakak kandungnya telah tiada, pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

dia hanya tak bisa menerima bahwa hanya kegagalan demi kegagalan yang dia dapat atas apa yang dia cita-citakan sejak kecil, menjadi seorang polwan.

dia hanya tak bisa menahan sakit hatinya terhadap laki-laki yang pasti dia sangat cintai, tergambar dari bekas cincin di jari manisnya.

dia hanya tak bisa menerima ke dalam tangannya disuntikkan obat-obatan penenang saat emosinya sedang melonjak hebat.



i talked to her. we had a lot of laugh. she talked in English, but always said "f*ck you" when she felt bad. she gave me her cookies. she gave me her phone number so i could send her sms, although when i dialed that number, it wasn't connected. she told me about her family, and i kept trying to pretend to understand what she meant at all. we had chats. she showed me how the drugs injected into her body, haha. that was the funniest part! she told me that she had a boyfriend in Baturaja (and i felt pity to myself, i didn't have any one, haha). 


thank you for you time, patient. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar