Jumat, 16 Juli 2010

"hecting" tak seseram yang saya bayangkan



senang sekalii..bisa belajar meluweskan tangan untuk hecting atau suturing atau yang lebih akrab di telinga masyarakat awam sebagai jahit menjahit di dunia medis.

wow..dengan bermodalkan minor set warisan kakak saya dan secuil keinginan untuk lulus ujian OSCE (sejenis dengan ujian keterampilan) blok 19 yang akan datang ini, saya datang ke lokasi diadakannya kegiatan hecting bersama. beberapa koas senior didaulat untuk jadi instruktur sekaligus pengevaluasi dalam kegiatan ini. awalnya saya cukup deg degan ketika harus mempraktekkan beberapa jenis jahitan dan juga simpul dari catgut itu sendiri. tapi ternyataaa...SAYA BISA! hwaa saya senang sekali, hehehe. alhamdulillahh.. saya tidak tahu apakah ini sudah terlambat bagi mahasiswa kedokteran tingkat tiga untuk baru memulai meluweskan tangannya. semoga saja tidak..

ahh jadi teringat ketika saya bertugas sebagai asisten 1 (operator = dokter yang melakukan operasi, asisten 1 = yang membantu operator) pada acara khitanan massal yang diadakan oleh ACMY (Al Aqobah Creative Moslem Youth, sebuah organisasi sosial remaja yang berbasis Islami) beberapa minggu lalu. saya mendapatkan kesempatan emas untuk melakukan sirkumsisi atau khitan pada seorang anak laki laki berusia 7 tahun. namun sayang sekali pada saat itu, rasa percaya diri saya untuk melakukan hal tersebut belum muncul. dan akhirnya saya dengan berat hati menolak tawaran berharga dari operator saya :(

dan memang benar, hanya dengan memperhatikan cara operator saya yang memang skillful tersebut melakukan bedah minor, pikiran jelek seperti "saya takut untuk melakukannya" berubah menjadi "saya yakin bisa menyamai beliau, atau mungkin lebih, kalau saya mau berusaha". apalagi kalau saya benar benar mengkhitan anak tersebut ya? hhehe


oia, saya hampir lupa. saya bersyukur sekali hari ini karena keilmuan yang saya dapat dari kakak kakak koas. jadi teringat ucapan seorang dosen saya, dr. Sahat Edison Sitorus, Sp.BS, Master Epidemiologi Klinik. beliau mengatakan bahwa manusia belajar seperti lari estafet, dan jarak ilmu pengetahuan dari hari ke hari semakin jauh. maksudnya adalah jangan sampai kita membiarkan diri kita jahh tertinggal di belakang, karena ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang. what an advice.. sesuai juga dengan apa yang dikatakan dalam kitab Al-Qur'an bahwa manusia berilmu lebih tinggi derajatnya.Subhanallah..

dan sampai saat ini saya masih memegang prinsip manusia dihargai karena keilmuannya.

semoga kita bisa lebih baik dari waktu ke waktu. amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar